Ilmuwan European Space Agency (ESA) menikmati momentum saat melihat bayi kesayangan mereka Rosetta yang melambung tinggi pada tahun 2004 dalam salah satu misi bersejarah yang paling luar biasa.
Rosetta merupakan misi sepanjang 10 tahun, sejauh 7.1 miliar kilometer di ruang angkasa.
Jika semuanya berjalan dengan baik, Rosetta akan bertemu dengan Komet 67/P Churyumov-Gerasimenko pada Mei 2014 dan akan menjatuhkan laboratorium Philae berukuran satu kulkas dan akan menancap di permukaan karang itu dan mencari petunjuk tentang tata surya di masa lalu.
Setelah itu, Rosetta akan menggembalakan komet selama dua tahun, memantau dengan mata robot mengelilingi matahari. Sebelum itu, pesawat harus menambah kecepatan sendiri meskipun gravitasi bumi digunakan sebagai katapel.
Wahana akan di atas Samudera Hindia pada ketinggian 2.481 km di 109 derajat lintang timur, delapan derajat bujur selatan, atau tepat di sebelah selatan pulau Jawa Indonesia.
"Ini akan melewati bumi pada kecepatan 13,3 kilometer per detik, sama dengan 47.800 kilometer per jam, kata ESA."
"Bantuan gravitasi akan meningkatkan kecepatan pesawat ruang angkasa 3,6 km/s (12.960 kilometer per jam) terhadap matahari."
Para astronom akan bisa melihat sekilas jika mereka berada di belahan bumi selatan dan memiliki setidaknya sebuah teleskop ukuran sedang, dengan lubang lebih lebih dari 300 mm kata Amruta Mehta di blog ESA
DesiGn By Guntur Purnomo